Lupakan sejenak pasar kecantikan wanita yang sudah sangat jenuh. Jika Anda mencari pertumbuhan eksponensial berikutnya di industri FMCG dan personal care, Anda harus melihat ke arah yang berbeda. Data menunjukkan sinyal yang sangat kuat : tahun 2026 akan menjadi titik infleksi utama bagi industri perawatan pria. Ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan pergeseran fundamental dalam perilaku konsumen yang menciptakan men’s grooming blue ocean—sebuah ruang pasar yang luas, dalam, dan belum tergali secara optimal
Sebagai pengamat dan penyusun strategi brand, saya melihat banyak perusahaan masih ragu-ragu mencelupkan kaki mereka ke kolam ini. Padahal, angka-angka berbicara lain. Artikel ini akan membedah data di balik peluang tersebut, menganalisis psikologi konsumen pria modern, dan mengapa sektor ini masih layak disebut blue ocean meskipun produk berlabel "For Men" sudah ada di rak-rak toko

Mari kita mulai dengan realitas angka. Pasar skincare dan kosmetik wanita sudah matang (mature market), yang artinya pertumbuhan seringkali didapat dari mengambil pangsa pasar kompetitor (red ocean). Sebaliknya, pasar men’s grooming sedang dalam fase pertumbuhan akselerasi.
Proyeksi menuju 2026 menunjukkan bahwa Compound Annual Growth Rate (CAGR) untuk produk perawatan khusus pria secara konsisten melampaui pasar personal care umum di banyak wilayah, termasuk Asia Pasifik. Pemicunya? Generasi Milenial dan Gen Z pria yang tidak lagi melihat perawatan diri sebagai sesuatu yang tabu, melainkan kebutuhan dasar.
Berikut adalah ilustrasi data komparatif yang menunjukkan kesenjangan peluang pertumbuhan antara pasar yang jenuh vs pasar yang sedang berkembang
PERBANDINGAN POTENSI PERTUMBUHAN PASAR (ILUSTRASI DATA PROYEKSI)
| Metrik | Pasar Kecantikan Wanita (Mature Market) | Pasar Men’s Grooming (Emerging Market) | Analisis Singkat |
| Tingkat Pertumbuhan (CAGR) | Stabil-Rendah (misal: 3-5%) | Tinggi-Akseleratif (misal: 7-10%+) | Men’s grooming tumbuh jauh lebih cepat. |
| Saturasi Kompetisi | Sangat Tinggi (Red Ocean) | Sedang-Rendah (Blue Ocean) | Lebih mudah untuk menonjol di pasar pria. |
| Loyalitas Konsumen | Cenderung suka mencoba-coba (Switchers) | Sangat Loyal (Sticky) | Sekali pria menemukan produk yang cocok, mereka jarang berpindah. |
| Sensitivitas Harga | Sangat sensitif, banyak diskon | Lebih mementingkan efikasi dan kepraktisan | Peluang untuk margin yang lebih sehat jika nilai produk jelas. |
Data di atas menggarisbawahi satu hal : Tahun 2026 akan menjadi momentum di mana adopsi massal men’s grooming mencapai puncaknya. Brand yang sudah memposisikan diri dengan kuat sebelum tahun tersebut akan menikmati keuntungan sebagai first-mover atau early-leader.

Mengapa ini terjadi sekarang? Ada perubahan sosiologis dan psikologis yang mendalam. Definisi maskulinitas telah bergeser. Pria modern menyadari bahwa penampilan yang terawat berkorelasi langsung dengan kepercayaan diri profesional dan kesuksesan sosial.
Namun, dari kacamata strategis, perilaku pembelian pria sangat berbeda dengan wanita. Ini adalah area di mana banyak brand gagal karena mencoba menerapkan taktik pemasaran produk wanita ke audiens pria.
Pria adalah konsumen utilitarian. Mereka tidak mencari "pengalaman spa 10 langkah" di rumah. Mereka mencari solusi masalah. Jika mereka berjerawat, mereka ingin sesuatu yang menghilangkannya dengan cepat. Jika kulit mereka berminyak, mereka ingin produk yang membuatnya matte seharian.

Anda mungkin bertanya, "Tapi kan sudah banyak produk pria di supermarket?" Benar. Tapi, inilah realitas blue ocean-nya:
Sebagian besar produk yang ada saat ini adalah produk generik yang hanya "diganti kemasannya" menjadi warna hitam atau biru tua dengan tambahan aroma maskulin yang kuat. Itu bukan inovasi; itu kemalasan branding.
Pasar masih sangat kekurangan produk yang benar-benar diformulasikan untuk fisiologi kulit pria. Kulit pria berbeda—lebih tebal, lebih banyak produksi sebum, dan sering mengalami iritasi akibat bercukur.
Peluang yang belum tersentuh (The Gap):
Memasuki pasar ini membutuhkan strategi positioning yang cerdas, terutama terkait bagaimana Anda menetapkan harga untuk penawaran awal agar tidak mengintimidasi pembeli pria yang skeptis. Memahami psikologi di balik angka sangat krusial di tahap awal ini; mendalami strategi seperti menentukan harga produk skincare akan sangat krusial untuk menangkap konsumen pria yang skeptis di awal

Pasar men’s grooming menuju 2026 bukanlah sebuah spekulasi; ini adalah kepastian berbasis data. Pergeseran perilaku konsumen pria sudah terjadi dan tidak akan berbalik arah
Pasar ini masih merupakan blue ocean karena pemain yang ada belum sepenuhnya menjawab kebutuhan spesifik pria dengan inovasi yang tulus, melainkan hanya permukaan saja. Bagi brand owner atau investor, ini adalah kesempatan langka untuk membangun loyalitas jangka panjang di pasar yang sedang berkembang pesat, sebelum akhirnya kolam ini berubah menjadi merah oleh kompetisi di tahun-tahun mendatang. Pertanyaannya bukan lagi "apakah ada pasarnya?", tetapi "siapa yang paling cepat dan tepat melayaninya?"
Siap jadi The Next Big Brand? [Hubungi Tim CV Zweena Adi Nugraha di Sini] untuk konsultasi maklon gratis dan wujudkan sampel produk pertama Anda sekarang juga!
Jangan lewatkan koleksi artikel menarik dan informatif dari kami.
Belum ada komentar.