Kok ada ya, habis pakai skincare tapi malah timbul flek hitam pada wajah? Apa penyebabnya?
Apakah ada krim yang bisa bikin timbul flek hitam? Dan apa penyebabnya?
Hmmm, menarik.. Ini adalah pertanyaan yang sangat penting dan sering menjadi kekhawatiran banyak orang. Paradoksnya, krim yang tujuannya menghilangkan flek justru bisa memicu munculnya flek baru.
Secara umum, ada empat penyebab utama mengapa sebuah krim bisa menimbulkan flek hitam:
1. Kandungan Bahan Aktif yang Fotosensitif (Membuat Kulit Sensitif Cahaya)
Banyak bahan aktif yang efektif untuk mencerahkan kulit atau anti-aging bekerja dengan cara mempercepat pergantian sel kulit atau menipiskan lapisan kulit terluar (epidermis). Ini membuat lapisan kulit baru yang lebih muda dan sensitif terekspos.
Contoh Bahan:
Retinoid (Retinol, Tretinoin): Sangat efektif untuk regenerasi kulit, namun membuat kulit baru menjadi sangat rentan terhadap kerusakan akibat sinar matahari.
Asam Pengeksfoliasi (AHA & BHA): Seperti Glycolic Acid dan Salicylic Acid, bahan ini mengangkat sel kulit mati, tetapi kulit di bawahnya lebih sensitif.
Hydroquinone (Hidrokuinon): Ini adalah agen pencerah kuat yang bekerja dengan menekan produksi melanin. Penggunaannya membuat pertahanan alami kulit terhadap matahari berkurang.
Masalahnya: Jika Anda menggunakan produk dengan bahan-bahan ini tanpa diimbangi dengan penggunaan sunscreen yang cukup dan rutin setiap hari, kulit baru yang sensitif akan sangat mudah "terbakar" oleh sinar UV. Sebagai respons perlindungan, kulit akan memproduksi melanin (pigmen gelap) secara berlebihan, dan hasilnya adalah flek hitam baru yang lebih parah.
2. Terjadinya Iritasi dan Peradangan (PIH)
Kondisi ini secara medis disebut Post-Inflammatory Hyperpigmentation (PIH). Ini adalah mekanisme alami kulit untuk melindungi diri.
Bagaimana Terjadinya?
Krim yang Anda gunakan mungkin terlalu keras atau tidak cocok untuk jenis kulit Anda.
Kulit bereaksi dengan mengalami iritasi atau peradangan (kemerahan, gatal, perih).
Saat kulit meradang, sel-sel melanosit (penghasil pigmen) menjadi "panik" dan terlalu aktif.
Setelah peradangan mereda, kulit meninggalkan "bekas luka" berupa flek kecoklatan atau kehitaman di area yang tadinya meradang.
PIH bisa terjadi jika Anda menggunakan produk dengan dosis terlalu tinggi (misalnya, persentase AHA/Retinol yang terlalu kuat untuk pemula) atau terlalu sering.
3. Penggunaan Krim Berbahaya/Ilegal (Tidak Terdaftar BPOM)
Ini adalah penyebab yang paling berbahaya. Banyak krim pemutih instan yang dijual di pasaran tanpa izin BPOM mengandung bahan-bahan terlarang.
Merkuri: Awalnya, merkuri akan menghambat produksi melanin secara total, membuat kulit tampak sangat putih dan pucat dalam waktu singkat. Namun, ini adalah efek semu. Ketika pemakaian dihentikan, kulit akan mengalami efek rebound, di mana produksi melanin justru "mengamuk" dan menyebabkan flek hitam yang sangat parah, tebal, dan sulit dihilangkan.
Steroid Keras: Penggunaan steroid topikal jangka panjang tanpa pengawasan dokter dapat menipiskan kulit (atrofi), merusak pembuluh darah kapiler, dan justru memicu hiperpigmentasi.
4. Efek Samping dari Bahan Tertentu (Ochronosis)
Ini adalah kasus yang lebih jarang namun bisa terjadi, terutama akibat penggunaan Hydroquinone (Hidrokuinon) dosis tinggi dalam jangka waktu yang sangat lama tanpa pengawasan dokter. Kondisi ini disebut Ochronosis, di mana kulit justru mengembangkan pigmentasi biru kehitaman yang permanen dan sangat sulit diobati.
Kesimpulan dan Cara Menghindarinya
Jadi, flek yang timbul bukan selalu berarti krimnya "palsu" (kecuali jika mengandung bahan ilegal), melainkan bisa jadi karena cara penggunaan yang salah atau produknya tidak cocok.
Untuk menghindarinya:
WAJIB GUNAKAN SUNSCREEN: Ini adalah aturan nomor satu yang tidak bisa ditawar. Gunakan sunscreen minimal SPF 30 setiap pagi dan ulangi pemakaian (re-apply) setiap 2-3 jam, bahkan jika Anda lebih banyak di dalam ruangan.
Lakukan Patch Test: Sebelum menggunakan krim baru di seluruh wajah, oleskan sedikit di area belakang telinga atau rahang bawah selama beberapa hari untuk melihat ada tidaknya reaksi iritasi.
Gunakan Secara Bertahap: Untuk bahan aktif kuat seperti Retinol atau AHA, mulailah dengan frekuensi rendah (misalnya 2-3 kali seminggu) dan tingkatkan secara perlahan seiring adaptasi kulit.
Pastikan Produk Terdaftar BPOM: Selalu periksa nomor registrasi BPOM pada kemasan untuk memastikan produk tersebut aman dan tidak mengandung bahan berbahaya.
Konsultasi dengan Dokter: Jika Anda memiliki masalah flek yang parah, cara terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter kulit (SpKK/SpDV) agar mendapatkan resep dan pengawasan yang tepat.