Mari kita mulai dengan sebuah pernyataan kontroversial yang mungkin akan membuat beberapa Beauty influencer mengerutkan kening : Sunscreen bukanlah pelindung dari kulit lemah Anda. Banyak dari Anda berpikir bahwa selama Anda mengoleskan dua jari sunscreen (atau tiga, atau sebanyak apapun yang sedang tren di TikTok), Anda bebas menggunakan zat aktif sekeras apapun di siang hari.
Well, saya punya kabar buruk. Kimia tidak bekerja seperti itu. Foton (partikel cahaya) dari matahari itu kejam, brutal, dan tidak peduli seberapa mahal serum yang Anda pakai.

Sebuah data menarik yang sering dilupakan orang: FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat pernah merilis panduan industri yang menyoroti studi di mana penggunaan AHA (Alpha Hydroxy Acid) secara topikal dapat meningkatkan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari hingga 18% s/d 50% setelah penggunaan jangka pendek.
Bayangkan, Anda ingin kulit cerah, tapi Anda justru meningkatkan peluang kulit Anda terbakar hingga 50%. Ironis, bukan?
Sebagai seseorang yang menghabiskan waktu di lab, saya akan membedah zat aktif apa saja yang bersifat photosensitive (sensitif terhadap cahaya) dan photosensitizing (membuat kulit sensitif cahaya). Kita akan bahas mengapa mereka harus menjadi "makhluk malam" dan apa yang terjadi secara molekuler jika Anda nekat menggunakannya saat matahari bersinar terik.
Langsung kita mulai saja!

Kita semua tahu Retinol adalah "Dewa" dari segala anti-aging. Tapi, sebagai formulator, saya melihat Retinol sebagai molekul yang sangat dramatis dan manja.
Retinoid bekerja dengan cara mempercepat turnover sel (pergantian sel). Bayangkan kulit Anda adalah tumpukan kertas post-it. Retinol membantu mencabut post-it yang kusam di bagian atas supaya post-it baru di bawahnya muncul.
Masalahnya ada dua:
Jika Anda memakai serum retinol murni di siang hari:
Inilah kenapa kami selalu menyarankan Retinol masuk ke dalam Night Cream, Serum Malam, atau Sleeping Mask. Selain karena stabilitas, malam hari adalah saat ritme sirkadian kulit beralih ke mode "perbaikan", bukan "perlindungan".
AHA adalah favorit saya untuk eksfoliasi kimia. Tapi, AHA punya hubungan love-hate dengan matahari.

AHA bekerja dengan cara melarutkan "lem" interseluler yang menyatukan sel-sel kulit mati. Efektif? Sangat. Tapi, bayangkan Anda sedang merenovasi rumah dan Anda memutuskan untuk mencopot atapnya di siang bolong saat panas terik. Apa yang terjadi pada perabotan di dalam rumah? Rusak.
Berdasarkan studi klinis, aplikasi AHA menyebabkan pembentukan Sunburn Cells (SBCs) lebih cepat. SBCs adalah sel keratinosit yang mengalami kerusakan DNA akibat UV dan sedang dalam proses bunuh diri (apoptosis) supaya tidak berubah jadi kanker.
Menggunakan toner AHA 7% di pagi hari sebelum ke kantor? Itu ide buruk. Risikonya adalah sunburn yang parah dalam waktu singkat, dan jangka panjangnya adalah penuaan dini (photoaging). Ingat, 90% penuaan kulit disebabkan oleh matahari. Jangan bantu matahari merusak kulit Anda lebih cepat.

Jika Retinol adalah pistol, Hydroquinone adalah bom atom untuk hiperpigmentasi. Ini adalah zat pengontrol melanin yang sangat kuat, tapi juga sangat berbahaya jika tidak dihormati.
Hydroquinone bekerja dengan menghambat enzim tirosinase (enzim yang memproduksi melanin). Namun, zat ini sangat, sangat mudah teroksidasi. Pernah lihat krim Hydroquinone berubah warna jadi coklat busuk di ujung tube? Itu oksidasi.
Jika Hydroquinone digunakan di siang hari tanpa perlindungan ekstrem, atau digunakan jangka panjang di bawah paparan matahari:
Secara pribadi, saya TIDAK AKAN PERNAH merumuskan produk day cream dengan Hydroquinone. Risikonya terlalu besar dibanding manfaatnya. Gunakan hanya di malam hari, titik.
"Tapi ini kan alami? Back to nature!"
Tolong diam sebentar. Alam itu penuh dengan racun, dan "alami" tidak selalu berarti aman. Banyak produk DIY skincare atau merek "organik" yang memasukkan minyak esensial jeruk nipis atau lemon untuk efek mencerahkan.
Minyak kulit jeruk (terutama Bergamot yang belum dihilangkan bergapten-nya) mengandung senyawa bernama Furocoumarins (psoralens).

Senyawa ini bersifat phototoxic. Ketika Furocoumarins menyerap ke dalam DNA sel kulit Anda dan kemudian terkena sinar UV (UVA khususnya), mereka melepaskan energi yang merusak membran sel dan DNA.
Hasilnya disebut Phytophotodermatitis (radang kulit akibat tumbuhan dan cahaya). Gejalanya bukan sekadar merah, tapi bisa melepuh (blistering) seperti luka bakar kimia, diikuti dengan bekas hitam (hiperpigmentasi) yang bisa bertahan berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Jadi, simpan irisan lemon itu untuk es teh Anda, jangan ditempel ke muka lalu berjemur.

Penyelamat kulit berjerawat ini bekerja dengan melepaskan oksigen ke dalam pori-pori untuk membunuh bakteri P. acnes (bakteri ini benci oksigen).
Benzoyl Peroxide adalah oksidator non-spesifik. Dia menghasilkan radikal bebas untuk membunuh bakteri. Masalahnya, sinar UV juga menghasilkan radikal bebas.
Jika Anda menggabungkan Benzoyl Peroxide di siang hari + Paparan Sinar UV:
Meskipun beberapa formula modern sudah lebih stabil, saya tetap menyarankan penggunaannya di malam hari atau sebagai wash-off treatment (sabun cuci muka) saja jika ingin dipakai siang.
Anda mungkin bertanya, "Bro, saya lihat di rak toko ada 'Day Cream with Retinol' lha itu kok bisa?"

Saya akan jujur pada Anda. Industri kosmetik itu kapitalis. Terkadang, departemen marketing menang melawan departemen R&D.
Namun, jika ada produk seperti itu, biasanya:
Tapi sebagai aturan umum (Rule of Thumb) untuk keamanan kulit Anda: Anggap semua zat di atas sebagai vampir. Jauhkan dari matahari.
👉 Baca Juga: Cara Menentukan Harga Jual Skincare
Saya sering mendengar orang berkata, "Ah, pelembab siang dan malam kan sama saja, cuma beda label."
Salah besar.
Sebagai formulator, ketika saya merancang Night Cream atau Sleeping Mask, saya memiliki kebebasan yang tidak saya miliki saat membuat Day Cream.
Jadi, ketika Anda menggunakan produk khusus malam hari (Night Body Lotion atau Serum Malam), Anda memberikan kesempatan bagi bahan-bahan potent tersebut untuk bekerja memperbaiki DNA, merangsang kolagen, dan meluruhkan sel mati dalam lingkungan yang aman, gelap, dan terkontrol.

Jika Anda sudah terlanjur memiliki produk dengan kandungan di atas, berikut adalah protokol keselamatan yang wajib Anda patuhi:
Menggunakan skincare itu seperti memasak. Anda tidak bisa memasukkan semua bumbu sekaligus dengan api paling besar dan berharap masakannya enak. Ada waktu dan timing untuk segalanya.
Zat-zat seperti Retinol dan AHA adalah anugerah dunia sains untuk kecantikan kulit, tetapi mereka memiliki aturan main. Mereka membuat kulit Anda "telanjang" dan rentan terhadap cahaya demi hasil kulit baru yang lebih mulus. Menghormati sifat photosensitive mereka bukan hanya soal mengikuti aturan pakai, tapi soal menjaga investasi jangka panjang wajah Anda.

Berhenti mencoba menjadi alih kimia dadakan dengan mencampur semuanya di siang hari. Biarkan malam melakukan tugasnya memperbaiki, dan biarkan siang hari fokus pada perlindungan.
Jadi, sebelum Anda mengoleskan serum exfoliating itu besok pagi sebelum jogging, pikirkan lagi. Apakah Anda ingin kulit glowing atau kulit gosong? Pilihan ada di tangan (dan meja rias) Anda.
Masih bingung soal bahan aktif mana yang kawan dan mana yang lawan? Atau Anda justru khawatir sudah terlanjur merusak kulit karena salah kombinasi? Jangan panik dulu.
Saya sudah membahas lebih dalam tentang mitos kerusakan wajah akibat zat aktif lainnya. Silakan cek artikel rekan saya (yang mungkin tidak se-jenius saya, tapi tulisannya boleh juga) untuk meluruskan kesalahpahaman Anda :
Baca: Mitos atau Fakta? Benarkah Risiko Niacinamide dan AHA BHA Bikin Wajah Rusak? >>
Jangan lewatkan koleksi artikel menarik dan informatif dari kami.
Belum ada komentar.